Minggu, 30 Desember 2012

sejarah desa parakan


"S E J A R A H"

Diperkirakan ± ribuan tahun yang lalu sudah terdapat kehidupan manusia, hal ini didasarkan kepada peninggalan yang ditemukan di RT 10 Dusun 3 Parakan Girang berupa sumur SiJalatunda, nama jalatunda yang sekarang sering di kisahkan dalam kisah pewayangan, sumur tersebut sampai sekarang dipelihara oleh salah satu warga yang ada di dekatnya kebetulan sumur sijalatunda selalu subur tidak pernah kering, Peninggalan lain berupa makam Eyang Raksa Jagat dimana diatas makam tersebut terdapat batu-batu yang terukir aneh, dan makam ini disebut-sebut sebagai tempat peristirahatan orang-orang terdahulu yang terkenal berilmu tinggi.
Perjalanan Pemerintahan Desa Parakan yang sebelumnya Desa parakan terdiri dari 6 Dusun Yaitu Dusun Kaler, Dusun Kidul, Dusun Parakan Girang, Dusun Buah Jenuk, Dusun Cikahuripan dan Dusun Karang Maja pada waktu itu Kepala Desa dipimpin oleh Bp. Kuwu Suhadi (Almarhum).
Pada periode kepemimpinan Desa yang kedua dipimpin Oleh Kuwu Raswafi (Almarhum)pada waktu itu Desa Parakan di mekarkan menjadi 2 Desa yang terdiri dari Desa Parakan dan Desa Cikahuripan yaitu (Dusun Cikahuripan dan Karang Maja di mekarkan menjadi satu Desa.
Kepemimpinan diDesa parakan sudah terjadi beberapa kepemimpinan desa diantaranya :
1. Kuwu Suhadi (Almarhum)
2. Kuwu Raswafi(Almarhum)
3. Kuwu Pejabat Smentara
4. Kuwu Wahdarum
5. Kuwu ...........:

Demikian sejarah pemerintahan Desa yang telah banyak membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat Desa dengan berbagai pembangunan yang telah dilakukannya. Semoga Putra -Putri Desa saat ini dapat meneruskan perjuangan-perjuangan kepemimpinan terdahulunya untuk kemajuan Desa Parakan.

sejarah desa tenjolayar

Berdasarkan cerita rakyat (legenda) Desa Tenjolayar mempunyai rangkaian sejarah dengan beberapa desa lain di sekitarnya, seperti Desa Manjeti dan Cigasong. Daerah ini diperkirakan zaman dahulu merupakan bagian dari kawasan yang dekat dengan Laut Jawa.
Menurut keterangan Aki Emon (sesepuh), zaman dahulu ada dua orang Kiyai bersaudara asal Cirebon bernama Embah Karsijah dan Embah Kawung Poek. Kedua orang ini tidak rukun dalam kehidupannya, apalagi Kawung Poek mempunyai sifat tamak akan kekuasaan. Berdasarkan kejadian tersebut, Embah Karsijah minta tolong kepada Embah Karim saudara mereka. Sehingga persengketaan dapat diselesaikan oleh Kiyai Karim dengan keputusan, bahwa daerah kekuasaan dibagi menjadi dua, yaitu:
  • Daerah sebelah timur (sekarang Desa Tenjolayar) dikuasai oleh Embah Karsijah.
  • Sebagian besar wilayah Cigasong dikuasai oleh Embah Kawung Poek.
Berdirinya Desa Tenjolayar sekira tahun 1905 atas ajuan tokoh masyarakat kepada Kanjeng Dalem (bupati Majalengka saat itu). Agar tempat ini menjadi sebuah desa, Kanjeng Dalem meminta agar terlebih dahulu didirikan Sekolah ngadapang (Sunda, tengkurap di atas lantai/tanah). Di lokasi sekolah ngadapang tersebut sekarang berdiri Sekolah Dasar Negeri Tenjolayar 1.
Asal kata Tenjolayar sendiri terdiri dari dua suku kata yakni Tenjoyang berarti melihat dan Layar yang berarti layar perahu. Menurut keterangan masyarakat kata Tenjolayar berarti melihat layar, arti ini dapat dibuktikan dengan adanya suatu tempat di Tenjolayar yang bernama Pesanggrahan. Konon temapat tersebut adalah tempat istirahat Ratu Majalengka. dari tempat ini kita dapat melihat ke arah pantai Cirebon.
Sejak itu terpilih nama-nama Kepala Desa Tenjolayar:
  • Idun (1906-1912),
  • Satim (1913-1917),
  • A. Wiraatmaja (1918-1923),
  • Raksadisastra (1924-1932),
  • Sacadiwangsa (1933-1935),
  • Wiramuskani (1936-1946),
  • E. Suntama (1946-1948),
  • Mulya Marhasan (1948-1949),
  • Rukina, setengah tahun
  • Mulya Marhasan (1949-1952),
  • Padmawikarta (1952-1961),
  • Usman Warto (1962-1975),
  • Suhadi (1976-1977),
  • Usman Warto (1978-1988),
  • Suhada (1990-1991(PJS) dan 1991-1999),
  • M. Sahiri (1999-2000 (PJS)), serta,
  • Jaja Suparja (2000-2010)
  • Hj. Siti Nurhasanah (2010 - sekarang)
 Bukti kemajuan Desa Tenjolayar terjadi dalam berbagai aspek, seperti tingkat pendidikan penduduk, yang didukung oleh semakin kreatifnya masyarakat bahkan di antaranya banyak pula yang menjadi pejabat. Di desa ini dapat ditemukan beberapa perusahaan yang dapat menyediakan lahan pekerjaan bagi warganya. Misalnya, ada beberapa perusahaan Jamur Merang, pembuatan Kusen Beton yang pemasarannya telah mencapai luar Kabupaten Majalengka, dan perusahaan Jamu Tradisional St. Hasanah yang pemasarannya hingga ke Subang, Purwakarta, Bekasi, Bandung, dan Garut, bahkan ke Sumatera, juga pernah jamu ini menjadi oleh-oleh yang dibawa oleh seseorang saudaran Dan Yon yang pernah menjabat di Bataliyon 321 Brigif Infantri TNI AD ke Amsterdam Belanda beberapa waktu yang lalu.

SEJARAH DESA WERAGATI

Sejarah desa ini disusun berdasarkan cerita rakyat yang b eredar secara turun – temurun dan dihubungkan dengan bukti-bukti sejarah yang ada sebagai pendukung. Desa Weragati berdiri sekitar akhir abad ke-16, sejak dibukanya hutan belantara di pinggir Sungai Ciherang untuk dijadikan pemukiman, yang kemudian diberi nama “ Wanagati “ ( hutan lebat yang indah ). Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, tokoh pembuka hutan tersebut dijuluki “ Buyut Wanagati “.

Setelah pemukiman tersebut semakin luas dan penghuninya semakin banyak, maka berkembang menjadi sebuah desa yang diberi nama “ Weragati “ ( indah nan lestari ). Pada masa itu, wilayah Desa Weragati cukup luas hingga mencakup Desa Nanggewer, dan dipimpin oleh para Demang yang memiliki kesaktian tinggi seperti Demang Sisipi, Demang Jaya Maindra, Demang Ranggajaya, Demang Ranggapati dan Demang Kalang Banteng.

Khusus mengenai Demang Kalang Banteng, nama ini sebenarnya merupakan julukan atas kesaktian dan tenaganya yang luar biasa laksana banteng. Menurut sebuah versi cerita, tokoh ini gugur dalam Perang Bantarjati pada saat membantu tokoh sejarah Ki Bagus Rangin mengusir penjajah.

Selanjutnya, sejalan dengan terjadinya penyerahan daerah kekuasaan Kerajaan Sumedang Larang bagian timur mulai Cilutung sampai Brebes kepada Kesultanan Cirebon, maka pengaruh-pengaruh Cirebon pun semakin kuat masuk ke Weragati. Julukan Demang bagi seorang Kepala Desa, berubah menjadi Kuwu. Dan karena seorang Kuwu merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dan dituakan oleh masyarakatnya, maka selain sebagai pemimpin pemerintahan juga harus mampu menjadi petugas pernikahan warganya yang merupakan tugas seorang “ Lebe “. Itulah sebabnya, kepala desa pada saat itu disebut “ Bewu “ yang berarti Kuwu merangkap Lebe.

Masa Pemerintahan Bewu berjalan sekitar 45 tahun. Pada masa itu terjadi sebuah peristiwa penting saat Bewu menikahkan anak perempuannya dimeriahkan dengan pagelaran wayang. Pesta perkawinan berakhir dengan kekacauan karena pengantin perempuan tergoda oleh sang Dalang wayang yang kemudian membawa lari pengantin perempuan dan ditemukan tergantung di pohon beringin. Bewu pun murka dan mengeluarkan “ supata “ ( kutukan ) bahwa sejak saat itu di wilayah Weragati dengan semua keturunannya tidak boleh ada wayang dan pohon beringin.

Setelah era Pemerintahan Bewu, kepala desa Weragati dijabat oleh JASRI yang memerintah selama 20 tahun. Pada masa itu, Nanggewer resmi terpisah dari Weragati dan berdiri sendiri sebagai sebuah desa.

Pengganti JASRI adalah SIAH. Walaupun hanya memerintah selama satu tahun, SIAH berhasil memindahkan pusat Pemerintahan Desa Weragati dari Dukuh Maja ke tempat yang sekarang. Pemerintahan Desa Weragati kemudian dipimpin oleh AJEM yang berhasil mendirikan sebuah pesantren di dukuh katuk ( RW.01 Blok Dalem ).

Pengganti AJEM adalah WANGSA DINATA. Pada masa ini Weragati mencapai jaman keemasan dengan dibangunnya Mesjid Jami Nurul Huda dan Balai Desa pada tahun 1893, sekolah ( sekarang Bangunan TK Binangkit ) tahun 1914, dan jembatan Cibuni tahun 1926, serta menciptakan tata ruang Desa Weragati dengan membuat jalan lingkar desa. Atas berbagai keberhasilan itu, pada tahun 1935 Desa Weragati mendapatkan penghargaan Bintang Jasa dari pemerintah Hindia Belanda.

Masa Pemerintahan WANGSA DINATA berakhir pada tahun 1936 dan digantikan KASAH hingga tahun 1941. Pada masa pemerintahan KASAH, dilakukan penataan lingkungan alun-alun, termasuk penanaman pohon kelapa di sekelilingnya.

Tahun 1942 JENI menggatikan KASAH selama satu tahun karena meninggal dunia, dan digantikan oleh MURHAWI NATA SASMITA yang memerintah sampai tahun 1947. Jabatan MURHAWI NATA SASMITA berakhir karena ditahan Belanda, dan digantikan oleh NASPAN hingga tahun 1950.

NASPAN digantikan oleh MADRAWI. Pada masa ini, pembangunan Desa Weragati kembali berkembang. Pada tahun 1952 dibangun Sekolah Dasar Gotong Royong ( sekarang SDN I ) dan lapangan sepak bola. Pada tahun 1958 Weragati untuk pertama kali mendapat kunjungan seorang Gubernur Jawa Barat ( Bapak Mashudi ), karena berhasil menjadi juara kebersihan sekolah tingkat Provinsi.

Tahun 1963 MADRAWI berhenti karena lanjut usia, dan digantikan RUSGI AL SAENAH hingga tahun 1968. Pada masa itu, pembangunan desa kembali terhambat sehubungan dengan terjadinya gejolak politik nasional, terutama meletusnya G 30 S/PKI. Pembangunan mulai berjalan kembali pada masa pemerintahan BASAR yang menggantikan RUSGI AL SAENAH tahun 1968. BASAR mulai menerapkan system pemerintahan modern di samping meneruskan arah pembangunan para pendahulunya. Berbagai prestasi dicapai seperti Juara II lomba Desa tingkat Provinsi, dan Weragati untuk kedua kalinya mendapat kunjungan Gubernur ( Aang Kunaefi ).

Dalam bidang infrastruktur BASAR berhasil membangun jalan-jalan gang yang menghubungkan jalan lingkar desa dengan jalan raya dan membangun bendungan Batununggul.

Awal tahun 1980 BASAR habis masa jabatannya dan digantikan M. YUNUS BADASENA, yang menjabat selama satu setengah tahun karena meninggal dunia. Dan untuk mengisi kekosongan KABA AWATI diangkat menjadi penjabat Kepala Desa hingga tahun 1984 saat BASAR kembali terpilih untuk kedua kalinya menjadi Kepala Desa depinitif.

Masa pemerintahan BASAR periode kedua dilalui dengan pencapaian berbagai prestasi kembali. Beliau berhasil merehab Mesjid Nurul Huda, membangun SD Inpres ( sekarang SDN III ) dan SDN 2, serta membangun jembatan Ciherang menjadi permanen. Weragati juga dinobatkan sebagai Desa Binaan Pemuda tingkat Provinsi Jawa Barat dan dikunjungi Menpora saat itu, Bapak Akbar Tanjung.

Tanggal 18 Oktober 1993 ALI HASAN menggantikan Basar yang sudah habis masa jabatannya. Dengan visi yang cukup tajam serta pengalamannya ikut merancang konsep-konsep pembangunan Weragati pada saat kepemimpinan Basar dan sebagai Kepala Desa yang cukup berhasil di Sulawesi Tenggara, ALI HASAN berhasil meletakan pondasi-pondasi kemajuan desa yang belum tergarap pada masa pemerintahan Basar.

Beliau berhasil melakukan pengaspalan jalan gang di seluruh wilayah Weragati, dan membangun pasar desa, walaupun belum sampai tuntas karena habis masa jabatan. Dalam bidang pendidikan berhasil menempatkan MTsN Palasah di Desa Weragati, dan dalam bidang kesehatan beliau berhasil membangun Puskesmas Pembantu ( Pustu ), serta mengganti pohon kelapa yang sudah terlalu tua di lingkungan alun-alun dengan pohon mangga.

Tahun 2001, Ali Hasan digantikan JONO HARJONO S.S walaupun tidak sampai tuntas memangku jabatan karena mengundurkan diri, JONO HARJONO S.S berhasil merehab kembali Balai Desa dan memasang paving blok di alun-alun, serta merehab SDN. III.

Tahun 2004 Jono Harjono S.S mengundurkan diri, dan untuk mengisi jabatan Kepala Desa diangkat JAYUS yang saat itu menjabat Sekretaris Desa menjadi Penjabat Sementara Kepala Desa. Walaupun hanya selama 8 bulan jabatannya, JAYUS telah berhasil membangun pagar lingkungan Mesjid Nurul Huda dan berhasil menyelenggarakan pemilihan kepala desa depinitif.

Tanggal 22 Juli 2005, Drs. ASKARI dilantik menjadi Kepala Desa depinitif hingga sekarang. Dengan visi “ Tercapainya Weragati Sugih Mukti dan Mewujudkan Panca Sembada Berbasis Masyarakat Religius dan Partisipatif, Askari berusaha menciptakan lima kemandirian desa dalam bidang pangan, pendidikan, kesehatan, perekonomian ( daya beli ), dan pemerintahan dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah religius dan partisifasi masyarakat. Dalam bidang pangan, Askari berhasil menumbuhkan lumbung pangan di setiap RW. Bidang pendidikan berhasil merehab TK “ Binangkit “, rehab SDN I dan II, membangun Madrasah “ Miptahurrahmat “ dan “ Al Kautsar “, membangun PAUD/Kober “ Puputon “ dan membangun perpustakaan “ Binekas “ yang sempat menjadi perpustakaan desa terbaik di Jawa Barat.

Bidang kesehatan beliau berhasil meningkatkan stara posyandu dari purnama menjadi mandiri dan membangun tempat pembuangan akhir sampah, hingga Weragati menjadi juara lomba desa siaga tingkat Kabupaten Majalengka tahun 2008 dan juara II lomba 10 program PKK tingkat Jawa Barat tahun 2007. bidang perekonomian, beliau berhasil mengembangkan koprasi “ Bina Mandiri “, menciptakan produk-produk unggulan desa, dan lembaga ekonomi mikro, dll hingga Weragati dinobatkan menjadi desa pertumbuhan terbaik di Jawa Barat tahun 2007.

Bidang pemerintahan, berhasil diterapkan otonomi sampai ke tingkat RW. dan berhasil menjadi juara II lomba desa tingkat Provinsi dan dijadikan tempat penyelenggaraan bulan bakti gotong royong tingkat provinsi tahun 2007 yang dihadiri Gubernur Dani Setiawan.

sejarah majalengka

REVIEW KOTA MAJALENGKA daerah ini terkenal dengan sebutan kota angin, tanya kenapa? ga usah kelamaan mikir ini sangat simple banget disebut kota angin karena terkenal dengan anginnya yang kencang khususnya di wilayah kabupaten.. Majalengka adalah nama salah satu kabupaten di jawa barat yang juga merupakan nama kecamatan. Penghasilan alam kota majalengka berupa jeruk, cengkeh, buah mangga dan gula merah. Mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Majalengka merupakan jalur transportasi provinsi yang menghubungkan jalur Cirebon-Sumedang -Bandung versi Blog Majalengka
Peta Majalengka, review kota majalengka, majalengka blog, informasi kota majalengka

Sejarah Singkat Kota Majalengka


Sejarah merupakan perjalanan hidup yang akan dikenang manusia setelah kita, penuturan sejarah selalu memiliki referensi yang berbeda begitu pula dengan Sejarah Kota Majalengka. Menurut Ceritera ataupun dongeng dari beberapa tokoh yang sudah sepuh, nama Majalengka berasal dari 2 kalimat gabungan yaitu kalimat pertama adalah MAJA yang merupakan salah satu nama pohon yang terkenal saat itu dan paling banyak jumlahnya. Kalimat kedua adalah LANGKA yang berarti tidak ada atau nihil (kosong) entah bagaimana ceritanya setelah 2 kalimat ini digabungkan menjadi MAJALENGKA bukan MAJALANGKA lebih jauh lagi blog majalengka mencoba untuk menuturkan

Pada zaman dahulu diceritakan ada seorang tokoh yang sangat terkenal bernama Nyi Rambut Kasih seorang ratu yang bijak memimpin suatu tempat bernama SINDANGKASIH sebagai nama wilayah pertamakali muncul sebelum majalengka, sekarang sindangkasih menjadi nama desa di kota majalengka. Di tempat inilah banyak ditemukan pohon maja yang dipercaya berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit demam. Suatu ketika Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin Cirebon memerintahkan putranya pangeran Muhamad untuk mencari pohon maja karena banyak sekali rakyatnya yang terserang penyakit demam. Singkat cerita Sang pangeran pun berangkat bersama istrinya bernama Nyi Siti Armilah menuju sindangkasih untuk mendapatkan pohon maja disamping mengemban amanat untuk penyebaran agama islam, di kerajaan hindu tersebut yang dipimpin oleh seorang ratu yang fanatik.

Sang ratu Nyi Rambut Kasih yang sakti mandra guna telah mengetahui perihal kedatangan pangeran muhamad maka ia pun segera merubah rupa hutan yang banyak ditumbuhi pohon maja menjadi pohon jati. Tatkala Pangeran Muahamad tiba ditempat tujuannya ia benar-benar tercengang karena tidak mendapatkan 1 pun pohon maja, yang dilihatnya hanya sekumpulan pohon jati. Lantas ia berucap "MAJA LANGKA" yang berarti pohon maja tidak ada. Nah dari sinilah riwayat penamaan kota Majalengka bermula, mungkin karena yang berucap adalah seorang pangeran (anak raja) sehingga banyak didengar oleh rakyat banyak.


review kota majalengka, lambang kota majalengka, majalengka blog, info majalengka
Lambang Kota Majalengka



Bandara International Kertajati

Kota Majalengka mungkin saat ini masih terbilang kota kecil karena minimnya fasilitas tapi dalam waktu dekat ini insyaallah akan menjadi kota besar seperti kota bandung dengan berbagai fasilitas mewahnya. Proyeksi pembangunan bandara international Majalengka tidak lama lagi akan segera digarap dan diaplikasikan tinggal menunggu waktu saja. Kertajati sebagai lokasi bandara majalengka ini akan disulap menjadi tempat yang paling populer di kota majalengka. Rencananya pemerintah akan mengucurkan dana sebesar 100 M untuk biaya pembangunan Bandara Majalengka

bandara kerta jati, bandaara majalengka, bandara international
Tempat Penginapan di kota Majalengka

Kota Majalengka menyediakan beberapa Hotel sederhana atau lebih layak disebut dengan tempat penginapan. Mungkin saat ini Kota Majalengka belum mempunyai fasilitas hotel berbintang tapi rencana ke depan jika bandar kertajati sudah rampung dikerjakan pasti akan muncul hotel-hotel mewah berbintang. Berikut adalah informasi tempat penginapan di kota Majalengka

Putera Jaya
Alamat: JL.K.H. Abdul HalimNo. 94 Majalengka.
Telepon: 0233-281653.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas Kamar: 33 kamar.

Sederhana Bar
Alamat: JL.K.H. Abdul Halim No. 261 Majalengka.
Telepon: 0233-281029.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas kamar: 12 kamar.

Tidar Jaya
Alamat: JL.Kartini No.21 Majalengka.
Telepon: 0233-281143.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas Kamar: 40 kamar.

Nusa Indah
Alamat: JL.Raya Barat No.24 Kadipaten-Majalengka.
Telepon: 0233-661187.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas Kamar: 30 kamar.

Family
Alamat: JL.Raya Barat No.24 Kadipaten-Majalengka.
Telepon: 0233-661266.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas Kamar: 30 kamar.

Libra.
Alamat: JL.Brawijaya No.40 Dawuan-Kadipaten Majalengka.
Telepon: 0233-662093.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas Kamar: 17 kamar.

Saputra Alamat: JL.Raya Pasar Balong No.741 Kadipaten Majalengka.
Telepon: 0233-661210.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas Hotel: 17 kamar.

Penginapan Enggal
Alamat: JL.Raya Barat No.155 Kadipaten Majalengka.
Telepon: 0233-661228.
Klasifikasi Hotel: Melati.
Kapasitas Hotel: 15 kamar.

Tempat Wisata di kota Majalengka

Setiap Kota selalu memiliki tempat menyenangkan untuk rekreasi dan hiburan demikian juga Kota Majalengka mempunyai beberapa tempat wisata yang indah. Bagi anda yang membutuhkan tempat dengan keindahan alam yang mempesona silahkan kunjungi tempat wisata di kota majalengka sebagia berikut :

1. Curug Apuy | Curug Muara Jaya

Berjarak sekitar 20 km dari pusat kota majalengka, tepatnya di desa Argamukti Kecamatan Argapura. Objek wisata ini menawarkan keindahan air terjun dengan hamparan perkebunan sayur yang sejuk dan dingin.

2. Curug Sawer

Beralamat di desa Argalingga Kecamatan Argapura, masih satu kecamatan dengan curug apuy. Objek wisata yang satu ini tidak kalah menarik tapi sayang masih belum mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat sehingga belum dikelola dengan baik.

3. Situ Sangiang

Sebuah danau yang terletak di Taman Nasional Gunung Ciremai tepatnya di Kecamatan Talaga Majalengka, di tempat ini terdapat makam salah satu tokoh yang dikeramatkan bernama sunan Parung penyebar agama islam kota Majalengka